Karya Tulis
KEGIATAN PERINDUSTRIAN DAN
PERTANIAN DI INDONESIA
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun oleh:
Cornelia Yolanda (05)
XI IPA 2
SMA NEGERI 1
MRANGGEN DEMAK
2012 / 2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur kami persembahkan Kepada Alloh
SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Karya Tulis ini tepat waktu
dan tanpa kesulitan yang berarti.
Akhirnya
Semoga Karya Tulis ini dapat
bermanfaat khususnya bagi para pembaca. Tak lupa kritik dan saran yang
membangun kami nantikan bagi para
pembaca untuk lebih meningkat kreativitas kami di masa depan.
PENYUSUN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Today is better
than yesterday and tomorrow will be better than today
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya
persembahkan kepada:
1.
Bapak dan ibu yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun spiritual.
2.
Kepada teman – teman semua
yang telah membantu terciptanya karya tulis ini
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau
juru. Sesudah matapencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil
bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun
rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak. Kebutuhan
mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat
berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang
sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang
dan juru timbul sebagai sumber alat-alat dan barang-barang yang diperlukan itu.
Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan pertukangan yang menghasilkan
barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin dan tukang yang baik diadakan
pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukangan
di Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang dan juru sebagai cikal
bakal berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan besi dan baja mengalami kemajuan
pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti
batubara, minyak bumi dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan
teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya
membuka jalan pada pembuatan dan perdagangan barang secara besar-besaran dan
massal pada akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik
tekstil (Lille dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan
galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan
pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia dan farmasi.
Terjadilah Revolusi Industri.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya
tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat
pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan keju
dan tempe,
atau sekedar ekstraksi
semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan
B.
Rumusan Masalah
Dalam Karya Tulis ini
akan dibahas mengenai pengertian kegiatan perindustrian dan pertanian.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kegiatan Industri
Industri adalah bidang
matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa
Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil
bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai
mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan
yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah,
yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik.
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau
juru. Sesudah matapencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil
bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun
rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak. Kebutuhan
mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat
berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang
sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang
dan juru timbul sebagai sumber alat-alat dan barang-barang yang diperlukan itu.
Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan pertukangan yang menghasilkan
barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin dan tukang yang baik diadakan
pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukangan
di Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang dan juru sebagai cikal
bakal berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan besi
dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya
pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi dan gas maju pesat pula.
Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan
mesin uap yang selanjutnya membuka jalan pada pembuatan dan perdagangan barang
secara besar-besaran dan massal pada akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya
timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille dan Manchester) dan kereta api, lalu
industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik
alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang
industri kimia dan farmasi. Terjadilah Revolusi Industri.
Sejak itu gelombang industrialisasi berupa
pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga
buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional
di bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam
industri.
Cabang-cabang industri
Berikut adalah
berbagai industri yang ada di Indonesia:
·
Makanan dan
minuman
·
Tembakau
·
Tekstil
·
Pakaian jadi
·
Kulit dan
barang dari kulit
·
Kayu, barang
dari kayu, dan anyaman
·
Kertas dan
barang dari kertas
·
Penerbitan,
percetakan, dan reproduksi
·
Batu bara,
minyak dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
·
Kimia dan
barang-barang dari bahan kimia
·
Karet dan
barang-barang dari plastik
·
Barang galian
bukan logam
·
Logam dasar
·
Barang-barang
dari logam dan peralatannya
·
Mesin dan
perlengkapannya
·
Peralatan
kantor, akuntansi, dan pengolahan data
·
Mesin listrik
lainnya dan perlengkapannya
·
Radio,
televisi, dan peralatan komunikasi
·
Peralatan
kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam
·
Kendaraan
bermotor
·
Alat angkutan
lainnya
·
Furniture dan
industri pengolahan lainnya
B.
Kegiatan Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa
Inggris: crop cultivation) serta
pembesaran hewan
ternak (raising), meskipun cakupannya
dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata
pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya
menyumbang 4% dari PDB
dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari
sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan
sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan
kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari
total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian
dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu,
ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu
tanah, meteorologi, permesinan
pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian
karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani
adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh
"petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan
ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup
semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan
mikrobia)
untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai
kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang
bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk
subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua
non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini
bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan
akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi
sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha
pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah
kegiatan ekonomi
sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat
usaha, pemilihan benih/bibit,
metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan
pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan
pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan
cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara
pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali
disamakan.
Sisi yang berseberangan dengan pertanian
industrial adalah pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture).
Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan
dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya.
Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah
daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan
sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang
disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan
tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua
ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi
memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian
melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang
untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa
bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha
pertanian dunia masih tetap demikian.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya
tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat
pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan keju
dan tempe,
atau sekedar ekstraksi
semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan
Industri adalah bidang
matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa
Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil
bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai
mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan
yang berhubungan erat dengan tanah.
B.
Saran
Perindustrian dan Pertanian merupakan tulang punggung sebuah bangsa terutama bangsa kita Indonesia pemerintah
harusnya melindungi nasib para petani dan buruh pabrik bukan memperbudak dan
menipu mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
download file di sisni : download google drive
No comments:
Post a Comment